Peristiwa ini terjadi pada saat
TOD Rajawali yang ke 3. inti dari permasalahan adalah kelalaian informasi bisa
berakibat fatal..... TNI mengirimkan BTT (Batalyon Tempur Teritorial) Yonif
323. Batalyon ini bertugas melakukan pembinaan teritorial sambil melakukan
tugas tempur, tetapi tugas utamanya adalah tetap teritorial untuk memenangkan
hati rakyat mendapatkan simpati sehingga GPK bisa semakin terisolir ke
hutan-hutan dan memutuskan jalur logistiknya.
Maka ditempatkanlah beberapa pos
di pemukiman sebagai pembinaan teritorial, tetapi ada juga yang ditempatkan di pos-pos
medan kritis sebagai pengaman RPU (Rute Perjalanan Umum) untuk mengawal konvoi
TNI dari penghadangan. Salah satunya adalah Pos di gunung Birac sektor timur.
Setiap pos dilengkapi radio perhubungan PRC 77 buatan USA untuk komunikasi.
Suatu saat radio rusak dan
dibawalah radio tersebut ke tempat servis di kota Kecamatan, entah bagaimana
Fretilin mendapatkan info bahwa pos tersebut sedang putus jalur komunikasinya. Dengan
kekuatan besar kurang lebih 400 orang dengan 25 pucuk senjata campuran, pos
terpencil di puncak bukit tersebut dikepung dan diserang habis-habisan. Seluruh
bangunan pos hancur ditembak granat senapan (entah Fretilin dapat dari mana?),
seluruh personil pos yang berjumlah 12 bertahan mati-matian dengan munisi yang
makin menipis.
Dalam keadaan sudah terjepit
karena yang masih sehat tinggal 3 orang, dikirim seorang prajurit (Prada
berumur 19 tahun) yang pemberani untuk menerobos kepungan untuk minta bantuan.
Memanfaatkan cuaca yang berkabut prajurit muda tersebut berhasil menyusup lolos
dari kepungan....lari sekencang-kencangnya mencari bantuan ke pos terdekat
(jaraknya kurang lebih 7 km).
Maka dari Pos tetangga yang
radionya masih jalan meminta bantuan ke Satgas Rajawali yang berada di Lanud
Baucau. Segera disusun serangan dengan 2 helikopter Penerbad ( 1 helikopter
Bell untuk mengangkut pasukan dan 1 heli Bolcow 105 untuk gunship), dalam 20
menit mengudara dan sampai di sasaran, tampak asap mengepul dari pos yg sudah
porak poranda.
Heli gunship langsung menyiram
kaki-kaki bukit dengan taburan Ttwin 12,7 mm. Sementara Gunship terus strafing,
Heli Bell mendaratkan pasukan Rajawali di pos untuk perkuatan dan evakuasi
medis. Heli bolak-balik sampai 4 kali untuk mengangkut pasukan.....akhirnya
Fretilin dipukul mundur dengan kerugian besar.
Yang mengharukan adalah seluruh penghuni
pos menderita luka berat tetapi masing-masing orang masih menyimpan 1 butir
untuk bunuh diri andaikan pos sampai direbut (daripada disiksa dan dimutilasi).
tidak ada korban prajurit TNI dalam peristiwa tersebut.